Regulasi di Indonesia menetapkan bahwa ambang batas keterlibatan perempuan dalam partai politik hanya terbatas 30%. Angka tersebut hingga pada pemilu tahun 2019-2024 bahkan belum terpenuhi. Hal ini menjadi isu krusial yang perlu untuk dikaji, mengapa presentase angka 30% tapi yang tercapai hanyalah sebatas 20,5% ? Dan mengapa perempuan hanya sebatas pelengkap syarat sebuah partai untuk dapat mendaftar sebagai peserta politik dalam pemilihan anggota legislatif.
Fenomena ini kemudian ditanggapi oleh Srikandi Papua yang sangat peduli dengan persoalan perempuan di papua,Yolanda Y Suebu,saat dimintai tanggapan oleh pihak media.
Srikandi Papua ini mengatakan ; Jika ditinjau dari sisi sejarah, hal ini bisa terjadi karena masih adanya kekhawatiran perempuan untuk menjadi seorang pemimpin yang biasanya hanya dilakukan oleh laki-laki. Tentu hal ini menjadi bekas stigma masa lalu yang masih melekat pada perempuan Indonesia hingga saat ini, pungkas nya.
Yoland panggilan akrab Srikandi yang satu ini, mengatakan Persoalan diatas hanyalah ditinjau dari partisipasi perempuan dalam perspektif politik.
Jika ditinjau dalam perspektif yang lebih luas, masih banyak perempuan saat ini yang menjadi korban stigma masa lalu. Dengan stengah nada yoland pun melanjutkan ; masih banyak perempuan yang ragu untuk berpendidikan tinggi karena adanya anggapan dalam masyarakat bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi akan menyaingi peran laki-laki serta menghilangkan marwahnya sebagai seorang istri. Padahal perempuan mampuh menjalankan kedua hal itu secara bersamaan, Tegas Srikandi Papua.
Yolan mengatakan ,Kartini adalah kita perempuan-perempuan masa kini. Sosok R.A Kartini yang telah tiada tetapi tidak menjadikan apa yang diperjuangkannya menjadi mati.
Seharusnya, kita para perempuan yang hidup di masa kinilah yang menyandang gelar Kartini masa kini, tegas Yoland.
tidak lagi memelihara stigma buruk masa lalu dan mendorong diri sendiri untuk meningkatkan kapasistas dan kualitas diri.
Dengan penuh ketegasan, Yoland mengatakan dengan penuh harap kepada seluruh perempuan, “Jangan takut untuk bermimpi, jangan menyerah untuk sebuah pencapaian yang belum terealisasi dan jangan ragu untuk berdiri diatas kaki sendiri, karena perempuan itu luar biasa, perempuan itu mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya dalam waktu yang bersamaan .
Saat di tanya apa pesan-pesan yang ingin sekali Yoland sebagai Srikandi Papua yang saat ini memimpin rumah pusat kreatif Papua dan sekaligus sebagai ketua LSM LIRA Kabupaten Jayapura mau supaya seluruh perempuan di bangsa ini secara umum dan di Papua secara khusus harus dengar dan pahami , Dengan senyum khas nya Srikandi Papua ini mengatakan, “saya ingin mengutip pendapat Bass (1990) dan Klenke (1996) yang menyatakan bahwa “Perempuan untuk tampil sebagai pemimpin diibaratkan sebagai fenomena atap kaca atau gelas ceiling yaitu adanya hambatan yang seolah-olah tidak terlihat, tembus pandang, tetapi dalam kenyataannya merintangi akses perempuan dalam kaum minoritas lain dalam menuju kepemimpinan puncak.” sang Srikandi menjelaskan, artinya seorang perempuan mau menjadi seorang pemimpin akan ada tantangan yang sangat Berat didekat nya, seakan-akan tidak terlihat, tetapi perempuan harus maju ,Rebut tantangan itu Rubah jadi kekuatan, Perempuan itu Kehidupan dan Hanya Tuhan yang dapat menghentikan kehidupan setiap perempuan selain dari Tuhan ,saya pikir Tidak ada,tutup Sang Srikandi.
Comment